ABSTRAKSI
Tradisi budaya masyarakat Bali (Hindu) mempunyai banyak potensi kearifan lokal yang digunakan oleh masyarakat sebagai rambu-rambu atau pedoman dalam menjalani kehidupannya. Di sini dijelaskan aspek kearifan lokal masyarakat, khususnya tentang penggunaan teba berbasis ekologi lingkungan, sosial, dan ekonomi. Dilihat dari ekologi lingkungannya, di dalam lingkungan teba terdapat proses rantai makanan yang melibatkan tumbuhan dan hewan ternak. Seperti tumbuhan pada siklusnya yang tumbuh setiap hari, begitu pula ada yang berguguran. Daun yang berfotosintesis untuk menghasilkan oksigen pada siang hari dan karbondioksida pada malam harinya, dan berguguran pula setiap hari. Daun yang gugur itu akan layu, mengering dan akhirnya membusuk yang akan menjadi pupuk alami untuk menyuburkan tanah disekitarnya.
Begitu pula pada hewan ternak, sapi yang memakan rumput dalam organisme pencernaannya akan mengeluaran kotoran, dimana kotoran sapi itu sebagai pupuk yang bisa berfungsi untuk menyuburkan tanah serta tumbuhan pada areal teba tersebut. Dari segi ekonomi tanah di teba bisa di tanami pepohonan yang menghasilkan buah seperti mangga atau nangka, dan tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan orang yang mempunyai teba tersebut. Dilihat dari kehidupan sosialnya, orang yang mempunyai teba tersebut harus menjaga kebersihan dan keasrian teba itu . Dan secara tidak langsung sudah menciptakan kehidupan yg sehat baik di rumah maupun areal di sekitar teba. Sehingga memberikan perasaan nyaman bagi pemilik dan orang-orang disekitar kawasan teba. Dan disarankan pada manusia diharapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan teba agar selalu terjaga keasrian dan kesehatan lingkungan disekitarnya.
Begitu pula pada hewan ternak, sapi yang memakan rumput dalam organisme pencernaannya akan mengeluaran kotoran, dimana kotoran sapi itu sebagai pupuk yang bisa berfungsi untuk menyuburkan tanah serta tumbuhan pada areal teba tersebut. Dari segi ekonomi tanah di teba bisa di tanami pepohonan yang menghasilkan buah seperti mangga atau nangka, dan tanaman yang bermanfaat bagi kehidupan orang yang mempunyai teba tersebut. Dilihat dari kehidupan sosialnya, orang yang mempunyai teba tersebut harus menjaga kebersihan dan keasrian teba itu . Dan secara tidak langsung sudah menciptakan kehidupan yg sehat baik di rumah maupun areal di sekitar teba. Sehingga memberikan perasaan nyaman bagi pemilik dan orang-orang disekitar kawasan teba. Dan disarankan pada manusia diharapkan untuk menjaga kelestarian lingkungan teba agar selalu terjaga keasrian dan kesehatan lingkungan disekitarnya.
Kata Kunci : Kearifan lokal, teba, lingkungan, sosial, ekonomi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di zaman era globalisasi seperti ini biasanya banyak orang tidak pernah atau jarang memperhatikan sekeliling mereka. Apakah lingkungan mereka sudah memberikan dukungan terhadap keadaan dunia saat ini. Dukungan ini bisa dilakukan salah satu dengan cara menanam pohon-pohon di pekarangan rumah sehingga memberikan banyak manfaat bagi banyak orang. Pekarangan di Bali disebut dengan teba biasanya terletak di belakang rumah dan mempunyai areal yang luas karena merupakan tempat hidup berbagai kehidupan tumbuhan dan hewan. Dan letaknya berdekatan dengan tukad atau sungai kecil agar mempermudah pengairan. Teba banyak terdapat di daerah pedesaan karena areal rumah yang dimiliki cukup luas dan bisa dijadikan tempat untuk mencari nafkah. Lain halnya di daerah perkotaan, rumah-rumah di daerah perkotaan sangat mepet sehingga tidak mempunyai pekarangan atau teba. Dan sangat jarang orang yang hidup di daerah perkotaan mau melakukan pekerjaan atau turun langsung memelihara ternak dan menanam pepohonan.
1.2 Masalah
a. Hubungan teba dengan kehidupan ekologi lingkungan
b. Hubungan teba dengan kehidupan sosial
c. Hubungan teba dengan kehidupan ekonomi
1.3 Tujuan
a. Sebagai pengingat sekaligus upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan
b. Mengetahui hubungan teba dengan kehidupan ekologi lingkungan, sosial dan ekonomi
c. Memberikan saran-saran yang mungkin dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan Teba Dengan Kehidupan Ekologi Lingkungan
Teba merupakan tempat hidupnya berbagai macam spesies baik tumbuhan maupun hewan. Tumbuhan yang ada di teba bisa tumbuh secara liar maupun ditanam oleh pemilik teba itu. Tumbuhan yang ditanam bisa bermacam-macam dan memiliki banyak fungsi dan manfaat bagi penghuni teba seperti hewan dan orang-orang yang tinggal di sekitar teba. Tumbuhan pada siang hari akan menghasilkan oksigen yang baik bagi manusia. Tumbuhan tumbuh setiap hari, mulai dari batang, daun, dan buahnya. Daun berguguran dan tumbuh daun yang baru. Daun yang gugur itu akan layu, mengering dan akhirnya membusuk yang akan menjadi pupuk alami untuk menyuburkan tanah. Dengan adanya tumbuhan dapat mengurangi polusi yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor, mobil, dan mengurangi pemanasan global yang terjadi pada saat ini. Di teba juga terjadi proses rantai makanan dimana tumbuhan yang ada bisa dimakan oleh hewan ternak atau bisa juga dimakan oleh manusia. Dan hewan ternak pun dapat di manfaatkan oleh manusia dan kotoran yang dihasilkan oleh hewan ternak bisa juga digunakan sebagai pupuk untuk menyuburkan tanaman. Masing-masing hewan ternak yang dimiliki harus dibuatkan kandangnya agar tidak bercampur sehingga lebih mudah membersihkannya juga. Di dalam teba terjadi simbiosis mutualisme yaitu keadaan yang saling menguntungkan antara tumbuhan, hewan dan manusia. Dan harusnya teba itu harus dijaga kebersihannya agar spesies yang hidup di teba tidak terserang penyakit atau virus yang dapat merusak ekosistem dan akhirnya mengakibatkan kerugian bagi spesies-spesies tersebut.
2.2 Hubungan Teba Dengan Kehidupan Sosial
Sebelum memulai membuat teba, sebaiknya dibicarakan terlebih dahulu tentang polusi atau limbah yang akan dihasilkan. Agar nantinya tidak terjadi perselisihan antara pemilik teba dengan masyarakat sekitar. Sehingga pemeliharaan teba harus dilakukan dengan baik yang akan menimbulkan perasaan yang nyaman antara pemilik teba dengan orang-orang yang ada di sekitar teba. Dan masyrakat sekitar tidak merasa dirugikan dengan adanya teba. Di teba ada hewan ternak dan tumbuhan-tumbuhan. Jika hewan ternak mengeluarkan kotorannya bisa menimbulkan bau yang sangat tidak enak, sehingga harus segera dijadikan atau diolah menjadi pupuk agar tidak menimbulkan bakteri atau penyakit. Terkadang kotoran tersebut bisa juga diminta oleh anak-anak sekolah untuk dibawa ke sekolahnya sebagai pupuk dan terjadilah interaksi antara pemilik ternak dan orang tua anak tersebut. Selain hewan ternak, tumbuhan juga bisa dimanfaatkan untuk membangun hubungan sosial yang baik dengan masyarakat sekitar. Apabila ada tetangga yang mempunyai upacara dan harus menggunakan daun-daunan, bisa saja mereka mengambil atau memetik di teba tersebut tetapi harus seijin pemilik teba.
2.3 Hubungan Teba Dengan Kehidupan Ekonomi
Di teba banyak tumbuhan yang bisa tanam dan hewan yang dipelihara. Tumbuhan itu seperti sayuran, pohon yang menghasilkan buah (nangka, mangga, kelapa, pisang, papaya dsb), tanaman obat, tanaman upakara, bumbu-bumbu dapur. Dan hewan yang bisa dipelihara seperti sapi, ayam, bebek, babi. Hasil dari tumbuhan dan hewan itu bisa dimanfaatkan untuk kepentingan sendiri misalnya untuk keperluan upacara dan bisa juga dijual untuk menambah penghasilan dan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian mengenai hubungan teba sebagaimana dipaparkan di atas, terlihat jelas bahwa, baik dari kehidupan ekologi lingkungan, sosial maupun ekonominya teba sangat bermanfaaat bagi kelangsungan hidup banyak orang. Tidak adanya teba mengakibatkan berkurangnya oksigen di alam, kurangnya kesadaran untuk lebih menjaga lingkungan, tidak adanya aktivitas sosial antara masyarakat sekitar.
3.2 Saran-saran
Berdasarkan pemaparan singkat di atas, bisa disarankan agar menjaga kelestarian lingkungan teba agar selalu terjaga kebersihan dan kesehatannya. Dengan cara rajin membersihkan areal teba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar